Perisai yang Dirindu

Fakta menunjukkan bahwa sikap tendensius hadir dari orang-orang yang membenci Islam dan tidak pro rakyat. Politik tebang pilih, intimidasi pada mereka yang lemah secara strata sosial maupun ekonomi masih menggurita, dan menggigit rakyat.
Pertanyaannya masih sama, mana gelombang panas para intelektual dan ulama, demi pembelaan thdp rakyat? Sibuk apa mereka? Apakah Sama dengan kami yang sibuk mencari urusan perut?
Kami masyarakat kecil, di pelosok desa, tak tahu dan tak tersentuh oleh kepentingan2 dan proses pengurusan penguasa thdp rakyat. Karena bisa jadi kamilah yg nantinya jadi korban ketidakadilan penguasa. Tapi mana suara intelektual dan ulama?
Apakah para ulama dan intelektual menunggu kami lebih tersiksa, sedangkan urusan perut saja setiap hari sudah menyiksa… Padahal kami tak punya kuasa dan jabatan. Juga ilmu pengetahuan. Ujung2nya kamilah yg jadi korban.
Sejatinya kami butuh perisai nyata, tak cukup sekedar perisai lisan, tak cukup sekedar retorika, tp juga perwujudan nyata. Pertanyaannya kapan? Kapan?
#muhasabahdiri

Tinggalkan komentar